Pembangunan peternakan di Indonesia tidak dapat dilakukan secara konvensional lagi.
Setiap daerah mempunyai kelebihan danpotensi masing-masing yang harus terus digali dan dikembangkan.
Perkembangan industri peternakan Indonesia berjalan sangat cepat. Terlebih di era globalisasi dan tantangan revolusi industri 4.0 yang didominasi oleh
penggunaan information technology (IT), big data dan internet of things (IOT) mengharuskan semua stakeholder peternakan termasuk pemerintah untuk segera berbenah dan
menyesuaikan diri. Menjawab fenomena dan tantangan tersebut, ISPI telah melakukan kongres luar biasa beberapa waktu lalu. Agenda dari kongres luar biasa ini adalah untuk melakukan penyesuaian AD dan ART organisasi, agar tetap bisa mengakomodasi tuntutan dan tantangan yang ada, baik dari internal maupun gerak organisasi sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun peternakan Indonesia. Salah satu hasil dari kongres luar biasa tersebut adalah mengubah dan menetapkan ISPI yang awalnya merupakan Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia, bertransformasi menjadi Perkumpulan Insinyur dan Sarjana Peternakan Indonesia yang tetap disingkat ISPI. Saat ini ISPI tidak hanya menaungi sarjana peternakan saja, namun juga insinyur peternakan.
Hal ini dikarenakan pendidikan peternakan telah berkembang menjadi profesi dengan adanya program keinsinyuran peternakan yang diakui secara resmi sebagai program yang memberikan gelar insinyur peternakan dan gelar insinyur profesi di bidang peternakan yang telah resmi masuk dalam jajaran Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Insinyur peternakan ini merupakan pendidikan satu level di atas sarjana peternakan serta sejajar dengan profesi lain di bidang peternakan seperti dokter hewan.
Penulis memahami bahwa perjuangan ini belum selesai. Penyesuaian secara payung hukum dan regulasi kepegawaian masih terus dikejar, sehingga dalam waktu dekat diharapkan bisa segera ada penyesuaian, persamaan perlakukan, dan kewenangan bagi para insinyur peternakan. Di sisi lain, melalui regulasi, ISPI ingin mendudukkan dan mempertegas ranah peternakan dengan berbagai aspek di dalamnya untuk ditangani oleh profesi insinyur peternakan. Tidak seperti saat ini yang masih banyak kerancuan dan tumpang tindih tupoksi ranah kerja dalam dunia peternakan. Oleh karena itu, dengan ranah kerja yang jelas, pembangunan peternakan bisa berjalan lebih fokus dan terarah.
Selain itu, ISPI juga telah melaksanakan konsolidasi nasional untuk menyatukan 38 cabang yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, sehingga pada setiap gerak
langkahnya dapat sesuai dengan garis besar haluan organisasi. Penulis melihat bahwa konsolidasi untuk menyatukan semua cabang ISPI merupakan suatu hal yang penting dalam upaya pembangunan peternakan. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi dan kearifan lokal peternakan yang sangat luar biasa. Potensi dan kearifan lokal tersebut tersebar di seluruh penjuru daerah dengan karakteristik yang berbeda-beda. Hal inilah yang seharusnya dapat terus digali, dikembangkan serta dioptimalkan.
Peternakan tidak seharusnya dibangun secara general. Perlu adanya klasterisasi peternakan di masing-masing daerah, sehingga tidak memaksakan daerah yang kurang potensial untuk pengembangan suatu komoditas ternak ataupun memaksakan bibit-bibit ternak luar negeri yang kurang cocok dengan iklim tropis di Indonesia.
Di sisi lain, terdapat 147 program studi peternakan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Lulusan prodi peternakan inilah yang diharapkan dapat membantu pengembangan potensi dan kearifan lokal di setiap daerah tersebut. Tentu hal ini harus terus dioptimalkan dan dikonsolidasikan dalam sebuah arah yang jelas, sehingga dapat terbentuk suatu kekuatan untuk mencapai tujuan kedaulatan pangan protein hewani Indonesia. Selain itu, hanya dengan cara mengoptimalkan potensi daerah, peternakan
Indonesia mampu bersaing dengan produk luar negeri dan mengurangi ketergantungan akan komoditas import.
Sebagai Ketua Umum PB ISPI, penulis mengaku bangga dengan perkembangan sarjana dan insinyur peternakan di berbagai daerah yang mempunyai semangat dan keinginan yang sangat kuat untuk berdaya guna dalam pembangunan peternakan Indonesia. Oleh karena itu, teruskan dan jangan berhenti, sebagai bakti kita kepada negara yang saat ini masih banyak bergantung pada komoditas impor. Penulis berpesan untuk seluruh anggota untuk jangan berhenti dalam pengabdian, profesionalitas dan berjuang bersama untuk negara tercinta. *Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Insinyur dan Sarjana Peternakan Indonesia (PB ISPI)
Berjuang Bersama Membangun Peternakan Indonesia
Empat Jenis Ternak Aceh Ditetapkan Rumpun Ternak Lokal
HPDKI Gelar Rakernas 2023
Pelatihan Teknologi IB Anggota IsDB
indo-livestock-2023-expo-dan-forum-hadir-di-grand-city-convex-surabaya
Dompu Manfaatkan Tol Laut Kirim Sapi Potong ke Jawa
Penuhi Stok Daging Nasional, Wabup Dompu Lepas 336 Ekor Sapi Potong Tujuan Jakarta
Tim verifikasi Kementan RI tinjau mini ranch di Samboja Barat
Tahun Politik, Kiriman Sapi Potong Dari NTB Untuk Idul Adha Meningkat
Amankan Kebutuhan Daging, BULOG Impor 20 ribu ton Daging Beku
Copyright © 2024 http://kasafeedlot.com - All Rights Reserved. Privacy Policy | Terms of Service